BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Selasa, 27 Maret 2012

laporan hidrolisis garam

HIDROLISIS GARAM

I. TUJUAN

Untuk mengetahui sifat larutan garam yang terhidrolisis.

II. TEORI

Hidrolisis garam adalah perpecahan garam dalam air.

Penyusun Garam

Jenis Hidrolisis

pH

Basa Kuat

Asam Kuat

Tidak Terhidrolisis

7

Basa Kuat

Asam Lemah

Hidrolisis Sebagian

>7

Basa Lemah

Asam Kuat

Hidrolisis Sebagian

<7

Basa Lemah

Asam Lemah

Hidrolisis Total

0-14

III. ALAT DAN BAHAN

1. Lempeng tetes.

2. Pipet tetes.

3. Kertas lakmus merah dan biru.

4. Larutan KCl 1 M.

5. Larutan NaC­H3­­COO 1 M.

6. Larutan NH­Cl 1 M.

7. Larutan Na­CO­ 1 M.

8. Larutan Al­(SO­ 1 M.

IV. CARA KERJA

1. Larutan disiapkan lalu diteteskan 10 tetes dalam lempeng tetes.

2. Kertas lakmus merah dan biru dicelupkan untuk memeriksa larutan.

3. Kertas lakmus diamati untuk melihat perubahan warnanya.

V. HASIL PENGAMATAN

No.

Larutan

Perubahan Warna

Sifat

Lakmus Merah

Lakmus Biru

1

KCl

Tetap

Tetap

Netral

2

NaCH₃COO

Biru

Tetap

Basa

3

NH₄Cl

Tetap

Merah

Asam

4

Na₂CO₃

Biru

Tetap

Basa

5

Al₂(SO₄)₃

Tetap

Merah

Asam

VI. PEMBAHASAN

1. Garam manakah yang mengalami hidrolisis sebagian dan garam yang tidak terhidrolisis ?

Jawab :

Garam KCl tidak terhidrolisis, sedangkan sisanya mengalami hidrolisis sebagian.

2. Tuliskan reaksi garam yang mengalami hidrolisis !

Jawab :

a. KCl à K+ + Cl­­- (tidak terhidrolisis)

b. NaC­­COO à Na+ + C­­COO- (basa kuat + asam lemah)

­COO- + H­O à­COOH + OH-

c. NH­Cl à NH­4+ + Cl- (basa lemah + asam kuat)

NH­4+ + H­O àNH­OH + H+

d. Na­CO­à 2Na+ + CO­2- (basa kuat + asam lemah)

CO­2-+ H­O àCO­ + OH-

e. Al­(SO­­à 2Al3+ + 3SO­42- (basa lemah + asam kuat)

­Al3++ H­O à Al(OH)­ + H+

VII. KESIMPULAN

KCl tidak terhidrolisis karena terdiri dari asam dan basa kuat sehingga menjadi netral. Sedangkan larutan garam yang lain tethidrolisis sebagian karena terdiri dari basa lemah dnegan asam kuat atau basa kuat dengan asam lemah.

laporan larutan buffer kelompok 3

LARUTAN BUFFER

I. TUJUAN

Mempelajari perbedaan antara perubahan pH larutan buffer dan bukan larutan buffer karena penambahan sedikit asam, basa, atau pengenceran.

II. ALAT DAN BAHAN

1. Pipet ukur 10 ml.

2. Gelas ukur 25 ml.

3. Labu erlenmayer 125 ml.

4. Gelas kimia.

5. Larutan CH­3­COOH 0,1 M.

6. Larutan CH­3­COONa 0,1 M.

7. Larutan NaOH 0,1 M.

8. Larutan HCl 0,1 M.

9. Larutan NaCl 0,1 M.

10. Aquadest.

11. Indikator universal.

III. CARA KERJA

1. 15 ml CH3­COONa 0,1 M dicampurkan dengan 15 ml larutan CH­3­COOH 0,1 M lalu pH campuran tersebut diukur dengan indikator universal.

2. Campuran tersebut dibagi ke dalam gelas yang diberi nomor 1, 2, dan 3 masing-masing 10 ml.

3. Gelas kimia 1 ditambahkan 1 ml, 5 ml, dan 10 ml larutan HCl 0,1 M dengan menggunakan pipet lalu diaduk dan diukur pH larutannya dalam setiap penambahan.

4. Ulangi langkah ketiga pada gelas kimia 2 dengan larutan NaOH 0,1 M.

5. Gelas kimia 3 ditambahkan 10 ml aquadest dan diukur pH larutannya.

6. Ulangi langkah 1-5, tetapi larutan penyangga diganti dengan NaCl 0,1 M.

IV. HASIL PENGAMATAN

jenis larutan

pH awal

pH setelah ditambah

HCl 0,1 M

NaOH 0,1 M

10 ml H₂O

1 ml

5 ml

10 ml

1 ml

5 ml

10 ml

CH₃COOH + CH₃COONa

5

5

3

1

5

7

10

5

NaCl

5

2

1

1

10

11

12

6

V. PERTANYAAN

1. Bagaimanakah pengaruh penambahan asam, basa, dan pengenceran terhadap besar pH pada masing-masing larutan ?

Jawaban :

Penambahan asam, basa, dan pengenceran terhadap besar pH pada larutan hanya berpengaruh sedikit, bisa dibilang tidak terlalu berpengaruh.

2. Larutan manakah yang bersifat buffer / penyangga ?

Jawaban :

Larutan campuran CH₃COOH dengan CH₃COONa.

3. Mengapa larutan buffer dapat mempertahankan pH ?

Jawaban :

Larutan buffer dapat mempertahankan pH karena terdiri atas asam lemah dan basa konjugasinya atau basa lemah dan asam konjugasinya.

VI. KESIMPULAN

Larutan campuran CH₃COOH dengan CH₃COONa merupakan larutan buffer sedangkan larutan NaCl bukan merupakan larutan buffer.