BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Minggu, 28 November 2010

Tugas Kewirausahaan

Dalam tema “Kewirausahaan” ini saya ditugaskan untuk mewawancarai tetangga di sekitar rumah yang berwiraswasta . Saya mewawancarai seorang tetangga saya yang bernama Ibu Sriwanti Nasution atau biasa dikenal dengan sapaan Bu Haji. Beliau adalah seorang ibu rumah tangga yang berumur sekitar 30 tahun. Beliau sudah menikah dan dikaruniai 3 orang anak. Dalam keseharian, beliau melakukan kegiatan ibu rumah tangga-nya seperti halnya seorang ibu rumah tangga yang lain, mengurus suami, mengurus anak, mengurus anak, bahkan mengurus warung yang didirikannya bersama suaminya tercinta. Warung itu biasa dikenal dengan sebutan “Warung Pak Haji”.

Ketika ditanya tentang perjalanan usahanya, beliau agak bingung menjawab karena sudah agak lupa. Tapi beliau masih ingat awal mulanya beliau membuka usaha. Warung yang besar ini berdiri pada tahun 1998 dan merupakan warung pertama yang ada di perumahan graha prima. Warung ini juga merupakan cabang kedua dari toko asalnya di Perumahan Bumi Sani blok H no. 17. Warung milik beliau ini menjual berbagai macam barang-barang kebutuhan. Modal awal beliau membuka usaha kurang lebih 20 juta. Dengan dibantu keluarga dan saudara, akhirnya usaha beliau sukses sampai sekarang.

Banyak perbedaan yang beliau rasakan sampai sekarang. Awalnya beliau menjaga warung hanya dibantu suaminya, sekarang juga dibantu oleh 2 orang pekerja dan anak-anaknya (yang hanya sekedar iseng ikut membantu). Dulu suaminya mengantar galon dengan menggunakan sepeda, sekarang dengan menggunakan motor. Pasokan galon yang dulu hanya 10, sekarang sudah mencapai ratusan. Dulu omset (pendapatan) hanya sedikit, alhamdulillah sekarang mengalami kenaikan.

Banyak suka duka yang dialami beliau. Dari kena banjir sampai kecurian galon, rokok, dan uang. Tapi beliau selalu mengambil hikmah dari peristiwa-peristiwa yang dialaminya. Beliau berharap agar usahanya terus berkembang, insyaAllah. Beliau berpesan kepada saya agar tidak takut untuk berani mencoba.

Libur Lebaran


Libur lebaran kali ini punya kenangan tersendiri buatku. Biasanya aku cuma ngumpul bareng keluarga dari adik papa yang pertama (om), tapi sekarang semua keluarga besar ngumpul di rumah kakek-nenek. Seneng banget rasanya bisa ngumpul bareng sama keluarga besar lagi hehehe… Kami sholat Ied di masjid yang agak jauh dari rumah kakek-nenek. Setelah solat Ied kami menuju ke masjid yang dekat dengan rumah kakek-nenek untuk acara makan bersama dengan tetangga. Acara ini sudah jadi tradisi loh ! Dari waktu aku masih sd sampai sekarang tetap dilakukan tradisi ini. Sebelum acara makan-makan, kami saling bersalam-salaman meminta maaf. Hal ini dilakukan untuk mempererat tali silaturahmi antar tetangga. Setelah itu baru deh acara makan-makannya hehehe… :)

Abis makan-makan kami pulang untuk bersalam-salaman dengan keluarga besar. Waktu aku minta maaf sama papa-mama, aku mau nangis soalnya aku masih banyak banget salah sama beliau. Kalo Hanny sama Fia sih minta maafnya sambil nyengir-nyengir, maklum lah masih sd belum ngerti banget hehehe… Abis minta maaf kami foto-foto deh. Aku keliatan paling item manis loh di foto ! Hahahaha :) Disana kami berkunjung ke rumah sodara di Grogol dan Solo. Ketika ketemu dengan sodara, mereka semua kaget dengan perubahanku. Kata mereka aku jadi tambah cantik, manis, dan dewasa. Yaampun aku melayang deh dibilang kaya gitu hahaha ! Setelah puas berkunjung ke rumah sodara, kami pun pulang ke rumah.

Kami sekeluarga hanya menginap sekitar seminggu. Rasanya nggak mau pulang ke Bekasi. Enakan disana, bisa baca komik sepuasnya, makan bubur yang paling enak, jalan-jalan ke tempat wisatanya, susananya sejuk, beda banget sama di Bekasi yang sumpek. Tapi yaaaa gimana lagi ? Mau ga mau harus pulang deh :(. Tapi nanti pas liburan semesteran aku kesana lagi kok ! Hehehe :)

Buat temen temen yang baca blog aku, aku ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri yaa ! Mohon maaf lahir dan batin ! Maaf banget kalo ngucapinnya telat hehehe :). Magelang, waiting for me in the next vacation ! :)

Pendiri Grup SOSRO

Pendiri Group SOSRO.

Jika kita melihat kembali ke awal tentang sejarah bermulanya usaha keluarga Sosro di Slawi, maka kita juga harus mengenal siapa pendiri awal bisnis sosro ini. Beliau adalah Bapak Sosrodjojo. Dan disebut juga sebagai generasi ke- I dengan lokasi pemasaran masih berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal - Jawa Tengah dan berdomisili di Kota Slawi. Kemudian bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa putra dari Bapak Sosrodjojo, yang disebut sebagai generasi ke - 2 yaitu : a. Bapak Soemarsono Sosrodjojo b. Bapak Soegiharto Sosrodjojo c. Bapak Soetjipto Sosrodjojo d. Bapak Surjanto Sosrodjojo Pada generasi ke - 2 inilah mulai merintis inovasi teh siap minum dengan pendistribusian secara nasional dan berkantor di kawasan Cakung - Bekasi. ( dulu bernama Ujung Menteng). Pada era 90-an, bisnis keluarga SOSRO telah memasuki generasi ke - 3 dengan pengembangan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, target segmen, benefit dan kemasan. Setelah itu, cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan internasional dan tetap menempati kantor usaha di wilayah Cakung.


PT Sinar Sosro.

Menjangkau segala kalangan Dari sekian banyak produsen minuman kemasan, nama PT Sinar Sosro merupakan salah satu pemain terbesar di Tanah Air. Bisnis yang telah dibangun sejak 1940 ini memang menjadi bisnis pelopor penyedia teh kemasan pertama di Indonesia. Kini, sudah hampir 67 tahun namanya dikenal sebagai perusahaan produsen air kemasan nomor satu di Tanah Air. Bahkan, kini masyarakat cenderung mengidentikkan semua jenis minuman teh dalam kemasan dengan nama teh botol Sosro. Menurut Brand Manager PT Sinar Sosro Aria Wahyudi, kelebihan perusahaan adalah mereka merupakan perusahaan lokal yang lahir dan besar di Indonesia. Oleh sebab itu perusahaan mampu menjangkau pasar yang luas dan bisa dekat dengan klien karena citra yang sudah dikenal masyarakat. Bahkan, meskipun persaingan bisnis minuman dalam kemasan saat ini makin tinggi, nama PT Sinar Sosro bisa terus eksis berkat inovasi yang terus dilakukannya. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan menciptakan merek-merek terbaru, sehingga kini sudah terdapat sembilan merek yang dimiliki yaitu Teh Botol Sosro, Fruit Tea, Tebs, Green Tea Sosro, Happy Juice, Proso, dan air mineral Prima. Merek tersebut diciptakan untuk memenuhi kebutuhan pasar dari berbagai kalangan baik tua, muda, menengah atas, ataupun menengah ke bawah. Produk yang bisa menjangkau segala kalangan inilah yang akhirnya memberikan kekuatan, sehingga mereka memiliki nilai jual yang cukup tinggi hingga saat ini.

Bisnis keluarga.

Merek Sosro yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi, dengan merek teh Cap Botol. Pada 1965, Teh Wangi Melati merek Cap Botol yang sudah terkenal didaerah Jawa mulai diperkenalkan di Jakarta. Setelah bertahun-tahun dilakukan teknik promosi Cicip Rasa, akhirnya pada 1969 muncul gagasan menjual air teh siap minum dalam kemasan botol dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo. Untuk kemunculan desain botol pertama adalah pada 1970 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun. Untuk desain botol kedua yaitu pada 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun. Dan pada 1974, dengan didirikan PT Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng, desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang. Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di dunia. PT Sinar Sosro dibangun oleh tiga generasi, dimulai dari generasi pertama sebagai perintis yakni Sosrodjojo, yang membangun bisnisnya pertama kali dengan lokasi pemasaran berkisar di daerah sekitar Slawi dan Tegal (Jawa Tengah). Bisnis yang semakin berkembang ini diteruskan oleh beberapa putra dari Bapak Sosrodjojo, sebagai generasi kedua yaitu Soemarsono Sosrodjojo, Soegiharto Sosrodjojo, Soetjipto Sosrodjojo, Surjanto Sosrodjojo, yang mulai merintis inovasi teh siap minum dengan pendistribusian secara nasional. Pada era 1990-an, bisnis keluarga Sosro telah memasuki generasi ketiga dengan pengembangan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, target segmen, benefit dan kemasan. Setelah itu, cakupan distribusi produknya telah merambah ke kawasan internasional dan tetap menempati kantor usaha di wilayah Cakung.

Filosofi Sosro.

Sejak awal, Sosro memiliki filosofi 'niat baik' yang artinya memberikan produk yang tidak membahayakan kesehatan, dengan proses produksi Sosro sehingga proses produksi yang dilakukan aman bagi lingkungan. Bahan baku Teh Sosro terbuat dari daun teh hijau kualitas Peko yang dicampur dengan bunga melati (Jasmine Tea), dan campuran gula pasir yang memiliki standar warna, rasa dan ukuran yang dikontrol ketat. Sosro memiliki perkebunan teh afiliasi yang tersebar di beberapa wilayah di Jawa Barat, yaitu di Garut dengan luas 455 hektare dengan ketinggian 1.000s/d 1.250 meter di atas permukaan laut. Di Tasikmalaya dengan luas 732 hektare dengan ketinggian 800 s/d 950 meter di atas permukaan laut. Di Cianjur dengan luas 400 hektare dengan ketinggian 1.000 s/d 1.250 meter di atas permukaan laut. Sosro memiliki beberapa pabrik yang tersebar di pulau Jawa dan Sumatra, yaitu pabrik Produk Teh Botol Sosro, berada di Cakung (Jakarta), Pandeglang (Jawa Barat), Ungaran (Jawa Tengah), Surabaya (Jawa Timur), dan Medan (Sumatra Utara). Pabrik Peracikan Teh Wangi Melati, berada di Slawi (Jawa Tengah). Pabrik Kemasan Tetra, Kaleng dan Air Mineral berada di Tambun (Bekasi). Selain distribusi di tanah air, teh Sosro juga sudah didistribusikan ke beberapa negara seperti Australia, Vietnam, Brunei Darussalam, California, dan Singapura. Produk Sosro telah mendapat sertifikasi ISO 9002 Selain itu, dalam pembangunan pabriknya, Sosro juga selalu melakukan analisis mengenai dampak lingkungan dengan sistem waste water treatment.

HeadOffice:
Jalan Raya Bekasi Km. 28 Cakung, Jakarta 13960, Indonesia PO BOX. 2906/10029
Phone: (62) (21) 8840855 ( hunting ), Fax: (62) (21) 8843319


(Source : www.wikipedia.com)

Rabu, 24 November 2010

Office Girl in Play Ground

Pada hari Senin, 25 Oktober 2010 yang lalu, saya dan seorang teman saya, yang bernama Nikita, ditugaskan untuk mewawancarai salah seorang Office Boy (OB) di lingkungan Yayasan Al Muslim. Segera saja kami menuju ke TK Al Muslim untuk mulai mencari seorang OB untuk diwawancarai. Disana kami bertemu dengan seorang Office Girl (OG) yang sedang menyuci piring. Kami ingin mewawancarai beliau tapi sebelumnya kami meminta izin dulu kepada Ibu Kepala Sekolah unit TK. Setelah diizinkan, kami kembali ke tempat Office Girl itu. Ternyata ibu itu ingin menyelesaikan tugasnya, yaitu membereskan ruang makan anak-anak TK. Agar pekerjaannya cepat selesai, kami berdua membantunya. Kami membereskan meja makan, kursi, dan menata lauk-pauk. Setelah pekerjaan ibu itu selesai, kami pun memulai wawancaranya.

Ternyata nama beliau adalah Bu E. Juminah. Beliau biasa dipanggil ank-anak Bu Njum. Beliau adalah salah satu Office Girl yang bekerja di unit TK. Beliau bekerja di unit TK bersama Office Boy yang bernama Bang Yunar. Bu Njum berumur 43 tahun. Beliau sudah menikah dan dikaruniai 2 orang anak laki-laki. Bu Njum tinggal di Rawa Banteng, Desa Mekar Wangi, RT 03/01. Beliau bekerja di unit TK sekitar akhir bulan September tahun 2008.

Ketika ditanya tentang pekerjaan yang dikerjakan oleh Bu Njum, beliau menjawab dengan panjang lebar bahwa pekerjaannya sangat padat. Bu Njum bekerja dari hari senin sampai sabtu. Hari senin sampai jumat, Bu Njum berangkat dari rumahnya jam setengah 6 dan sampai di sekolah jam 6. Sesampainya beliau di sekolah, beliau langsung berada di kantor untuk membereskan ruangan tersebut sampai jam 7. Setelah itu beliau menyapu kelas, perpustakaan, halaman, dan membantu anak-anak TK yang masih polos dan lugu. Ketika anak-anak selesai istirahat, Bu Njum membereskan sampah-sampah yang berserakan di kelas. Sekitar jam 10 sampai jam 11, beliau membereskan ruang makan anak-anak. Setelah itu beliau isoma (istirahat, sholat, makan). Ketika anak-anak selesai makan dan solet, mereka tidur siang di kelas dari jam 1 sampai jam setengah 3. Di saat anak-anak sedang tidur, beliau membersihkan ruang makan, mencuci piring dan gelas, dsb. Jam setengah 3, anak-anak bangun dan minum susu. Gelas bekas susu itu dicuci lagi oleh Bu Njum. Setelah sholat Ashar, beliau membersihkan kamar mandi dan kantor sampai jam 5. Lalu beliau pulang.


Pada hari sabtu, secara bergilir Bu Njum mencuci 18 buah seprai, 36 sarung bantal, mukena, karpet-karpet, dan tong sampah (rutin setiap sabtu). Saya kagum dengan beliau. Pekerjaan-pekerjaan tersebut dilakukan beliau dengan senang hati tanpa mengeluh. Tidak ada keluh kesah yang keluar dari mulutnya. Menurut beliau, anak-anak SMA ada yang bersikap baik kepada beliau, tapi ada juga yang kurang sopan. Dan menurut saya seharusnya anak-anak SMA harus ramah kepada semua orang dan selalu memberikan 5S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun), tidak peduli apapun jabatan mereka.